Sabtu, 17 November 2018

Menuai Apa?

Aku tengah menanami tanah yang tandus, kering dihimpit pertikaian ketamakan manusia. Kusemai satu per satu meski sebagian tumbuh menjadi duri. Ia menancapkan duri memincangkanku tak apa. Tak berdarah, pun tak seimbang langkahku.

Aku tidak sedang menyirami dedaunan yang telah layu. Kalau layu, sudah kubersembunyi dibalik pohon besar. Namun pada prosesnya, aku mulai bersembunyi dibalik delusi justifikasi. Ia tidak layu dan tidak akan pernah layu: ia mulai layu.

Kamu tidak ingin beberapa hal terjadi terhadapmu jika dan hanya jika dengan tidak melakukannya terhadap orang lain.
Poinnya, jika dan hanya jika bukanlah sesuatu yang satu arah—harus dapat berbalik.
Tetapi, setiap pernyataan dapat bernilai benar atau salah.
Meskipun pada akhirnya beberapa hal itu menimpamu, setidaknya pernyataan tersebut menjadi salah bukan karena kamu tidak berusaha mempertahankan nilai kebenarannya—biimplikasi ∀ benar − benar.

Rasa bersalah, tak boleh sampai tak terbendung.