Barangkali yang sering kita tanyakan adalah seberapa besar rasa seberapa dalam suatu usaha sampai ke hatimu. Ketulusan ialah apa-apa yang tak kasat mata, tetapi menelusuk relung hati. Sesederhana hari ini kita berkawan dengan seorang yang kepalanya dipenuhi simpul kusut tetapi mendengarkanmu dengan saksama. Atau ketika kita hanya punya dua lembar sepuluh ribu tetapi memilih membeli dagangan kakek tua yang tak sengaja bertemu di pinggir jalan. "Semoga sehat dan rezekinya lancar terus nak," sahutnya.
Aku berjalan dari satu ruangan ke ruangan lainnya. Aku berkunjung ke empunya ruang kecil yang berisi manusia-manusia hangat, membuatnya terasa seluas samudera. Yang luas bisa jadi menyesakkan, yang sempit bisa jadi melapangkan.
Aku ingin memperluas definisi rumah yang ada di dalam hatimu itu. Rumah itu ada beragam bentuknya. Rumah adalah apa-apa yang memberikan kenyamanan dalam bentuk apapun, entah itu rupanya atau apa yang ada di dalamnya. Rumah adalah segala perasaan yang tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata yang membuatmu menyunggingkan senyum, seperti perasaan ketika mendengar doa sang kakek tua.
Seperti pencarian dari satu titik ke titik lainnya, akan ada dermaga yang membuat manusia berpikir. Mungkin saat hujan?
Katamu, "Hujan itu 1% cairan dan 99% kenangan...". Memangnya, kenangan apa saja yang membuatmu tersadar di kala hujan?
Yang indah akan lewat seperti semilir angin sore, tapi akan terus dipatri dalam memori hingga tak luput dari ingatan. Yang menyakitkan pun juga akan lewat seperti semilir angin sore dan akan terus terpatri dalam memori hingga tak pernah lupa kalau ia pernah merasakan sakitnya.