Minggu, 22 Juli 2018

Mimpi?


Apa itu mimpi? Sejak kecil, seringkali orang-orang bertanya apa mimpi kita. Semakin besar, tidak ada lagi yang bertanya apa mimpi hebat kita.

Dulu, aku ingin jadi dokter membayangkan betapa murah hatinya bisa menolong orang, padahal jadi dokter tidaklah sekadar menggunakan stetoskop kasih resep 5 menit beres. Dulu, aku ingin jadi guru karena seneng ngajarin orang sampe sering berlagak jadi guru mengajar dengan papan tulis sendirian, padahal mulianya seorang guru memerlukan beribu kesabaran dan tindakan yang baik sebagai tauladan. Dulu juga, aku ingin jadi aktris hingga sering main drama ala ala sinetron dengan temen-temen, padahal jadi aktris juga harus punya kemampuan dan kepercayaan diri. Tetapi satu yang aku sadari dibutuhkan atas segala hal; ilmu.

Aku selalu ingin menonjol dan menjadi nomor satu. Aku ingin pintar, aktif, banyak temen, dan selalu mempunyai mimpi jangka pendek maupun panjang. Perlahan tapi pasti, satu per satu mimpi itu terwujud. Aku pernah merasa di atas awan, ketika semua orang memandang ke arahku dan aku tidak menemukan kesulitan berarti. Tetapi semakin bertumbuh besar, bertemu lebih banyak orang hebat, lebih banyak orang baik, lebih banyak pribadi positif, aku sadar semakin kecil dan tidak ada apa-apanya diri ini.  Mimpi-mimpi yang aku bangun kian realistis dan orang lain semakin tidak peduli dengan mimpi orang lainnya. Tetapi satu yang aku sadari bukan kuasaku namun terasa kekuatannya; doa ibu.

Orang dewasa tidak lagi bertanya tentang mimpi kepada anak kecil yang sudah bertumbuh besar.

Benarkah dunia ini kejam? Di tempat yang sama seseorang mengubur mimpinya, ada yang berhasil mewujudkan mimpinya setelah berulang kali harus mengubur mimpinya juga.

Dunia ini masih menjadi tempat aku menulis mimpi. Mimpi yang mungkin orang lain tertawa terhadapnya tetapi aku percaya aku harus mengusahakannya, menghidupkan impian baru setiap hari.

Hai, aku di masa depan!
Semoga kamu tidak pernah kehilangan harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih :)